Rabu, 11 Maret 2015

Dear Diary About Someone I Loved

Sebelumnya aku tidak mempunyai hobi menulis, aku hanya ingin saja. Menulis sejarah tentang diriku sendiri. Hahaha… aku memang bukan siapa-siapa. But, apa salahnya mengoreksi diri sendiri? No is not, sebenarnya aku hanya ingin menulis sebuah kisah entah apa namanya, yang pasti tentang Cinta Pertamaku.

#17 Juli 2012
Dear Diary…
Hari ini aku sangat bahagia. Hari ini aku sudah kelas 2 SMP. Tadi di kelas aku melihat seorang gadis yang sangat cantik, setidaknya itu menurutku. Wah… hatiku berdegup kencang setiap melihat dan berpapasan dengannya, bahkan saat membayangkan wajahnya. SHE’S MY FIRST LOVE!!
Ugh… tapi aku takut mengutarakan perasaanku, I HATE ME!! LLOOSSERR!
#1 Agustus 2012
Dear Diary…
Tadi aku bertemu dia, oh ya namanya Lani. Aku bertemu Lani di perpustakaan. Kurasa dia tidak melihatku, tetapi aku memandanginya selama jam istirahat hingga akhirnya bel masuk berbunyi. Ohh NO!! ternyata Angga tahu jika aku menyukai Lani. Dia menyuruhku untuk mengutarakan perasaanku tetapi aku mengatakan jika aku tidak bisa. Aku belum berani.
Angga pergi ke bangku Nova dan Rani. Angga menyuruh mereka untuk mengatakan hal ini kepada Lani. Lalu apa tanggapan Lani? Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Jarak bangku kami terlalu jauh, bangku Lani di depan sedangkan bangkuku di belakang.
Setelah beberapa waktu Nova dan Rani menghampiri bangku kami. “Sorry bro, Lani bilang dia tidak ingin pacaran dulu”. Agh.. sontak jantungku yang tadinya berdegup kencang menjadi lemah hampir tidak berdetak.
#aku: Ery,.. seandainya kamu mengutarakan perasaanmu sendiri, aku pasti mau menjadi kekasihmu..
Why you so stupid!!
#15 Agustus 2012
Dear Diary…
Beberapa hari ini aku mencoba melupakannya tetapi aku tidak bisa. Setiap berpapasan dengan dia. Setiap senyum di pipinya. Setiap setiap, ohh tentu saja aku tidak bisa melupakannya, selama kita masih bersama. Maksudku setiap hari bertemu.
Tetapi aku menikmati setiap pertemuan ini. Mungkin aku tidak akan pernah bertemu dengan Lani lagi suatu saat nanti.
#3 Oktober 2012
Dear Diary…
Tiga hari ini aku tidak masuk sekolah. Aku merasa sangat lelah…
Dan aku sangat merindukan Lani…
#7 Oktober 2012
Dear Diary…
Tadi pelajaran Bahasa Inggris tentang pengembangan diri. Aku dan Angga maju ke depan kelas. Aku yang main gitar dan Angga yang menyanyi. Lagunya Carridale – The Wandering. Aku tidak berani melihat wajah Lani. Yang benar saja, bangkunya tepat di depanku. Aku hanya melihat gitar yang aku mainkan dan ku nikmati setiap petikannya. “We can be anything we dream, as long as you keep holding on to me”
#aku: aku tidak lupa sedikitpun waktu itu, Ery …
Ery, seandainya kau lebih gentle dan mengutarakan perasaanmu, atau setidaknya kau utarakan perasaanmu sekali lagi… dan just so you know, I love you too. Too much… andai saja kau tahu…
#1 Januari 2013
Dear Diary…
Tahun baru ini aku tidak ingin pergi kemana-mana. Huuh,.. aku tahu aku bodoh dan menyiksa diri sendiri. Yang benar saja, lusa tepatnya tanggal 26 Desember lalu aku mengutarakan perasaanku kepada Delisa di depan kelas. Aku tidak melihat Lani di dalam kelas. Aku juga tidak tahu mengapa aku melakukan ini. Mungkin putus asa. Aku hanya kesepian dan aku… entahlah..
#aku: seandainya kau tahu Ery.. aku di balik pintu waktu itu.. dan hatiku berteriak. Aku tidak mungkin mengatakan bahwa aku mencintaimu. Aku hanya bisa menyimpan perasaan ini. Sejak kau mengatakan bahwa kau menyukaiku, aku mulai menyukaimu.. why you not ask me once again? Kamu sungguh jahat Ery.. I HATE YOU!!
#30 Juni 2013
Dear Diary…
Kemarin sekolah mengadakan Study Tour ke JATIM Park. Aku berusaha untuk dekat dan mengikuti Lani dari belakang dengan sembunyi-sembunyi. Angga bilang aku gila, but I think I’m really-really insane. But I don’t care. Saat Lani, Grace dan Maia masuk Rumah Hantu setelah mereka masuk kita juga masuk. Aku dan Angga mengawasi mereka dari jauh dan berharap tidak bertemu Delisa, hahaha jahat sekali aku. Mereka bertiga tidak berhenti berteriak setiap bertemu hantu, membuatku tertawa. Lucu sekali, hantu-hantu itu kan hanya orang yang memakai kostum.
Saat ada pertigaan, mereka masuk ke lorong buntu. Mereka berteriak kencang sekali hingga Lani menangis lalu aku menghampirinya. “Lani…” aku panggil namanya dengan lirih ehh dia malah ketakutan, lalu aku meraih tangannya dan mengatakan bahwa aku Ery. “Hai… you’re ok?” “No” “Ok tidak apa aku sudah memegangmu”. “Angga kau dimana?” “Aku di belakang” “Dimana Grace dan Maia?”, tanya Lani “Mereka bersamaku”, jawab Angga. “Oke kita jalan pelan-pelan saja ya..” “oke”
Dengan pelan-pelan kita menaiki tangga yang rapuh dan berdebu. Aku memeluk dan menuntun Lani keluar rumah hantu. Hatiku sangat sangat sangat sangat bahagia…
#aku: Just so you know Ery, I feel what you feel
Setelah keluar kita berpisah. Aku masih melihat Lani hingga akhirnya berbelok. Dalam hati aku berteriak, “Aku mencintaimu Lani…”
#20 Juli 2013
Dear Diary…
Hari ini hari pertama aku kelas 9. Aku dan Lani sudah tidak sekelas lagi. Mungkin mulai detik ini aku bisa belajar melupakannya. Oh ya tanggal 18 kemarin I break up with Delisha.
#31 Oktober 2013
Dear Diary…
Aku mulai sibuk dengan pelajaran sekolah untuk mempersiapkan UNAS. So… Ready for Study!! Spirit!!!
#14 Februari 2014
Dear Diary…
Aku tidak pernah memikirkan Lani selama beberapa bulan terakhir. Hari ini aku ingin bersepeda melewati rumahnya. Sekitar pukul 7an lebih aku melewati rumahnya. Aku lihat sepi sekali rumahnya jadi aku melanjutkan mengayuh sepedaku eh, ternyata di depan aku berpapasan dengannya.
Aku kira dia sedang keluar dengan pacarnya. Aku tahu dia sudah punya pacar, teman sekelasnya Ardi. Lani menyapaku lalu aku berhenti lalu dia menyuruhku untuk mampir ke rumahnya. Entah kenapa aku langsung mengiyakan ajakannya. Ini adalah obrolan lama dan terpanjang kami selain hai dan terima kasih. Suasana begitu canggung, lalu aku mulai bertanya, “mengapa tidak keluar di malam yang indah ini?”. “bukanlah hari yang membuat special, tapi bagaimana kita dapat membuat suasana setiap hari menyenangkan, itu akan secara tidak sengaja membuat hari menjadi spesial. Kita hanya butuh faith” kata Lani dengan wajah berseri. Senyumnya begitu indah. Aku mungkin tidak akan bisa melupakannya. Tidak terasa waktu begitu cepat sejak saat itu.
#29 Juni 2014
Dear Diary…
Tadi perpisahan sekolah. Saat doa bersama aku meneteskan air mata. Aku bukannya terharu mendengar bu Elvi membacakan doa, melainkan aku sedih karena berpisah dengan Lani. My First Love Forever. Semuanya sudah berakhir. Tapi cintaku padanya tidak pernah berkurang. Aku takut. Sangat sangat takut
#6 Juli 2014
Dear Diary…
SMA, kata orang SMA adalah masa-masa terindah dalam hidup. Itu jika Lani bersamaku, ;(
Uh, sudahlah.. hidupku akan baik-baik saja, I hope
#7 Juli 2014
Dear Diary…
Hari ini aku berangkat sekolah memutar hanya untuk melihat Lani. Aku iri dengan Ardi. Aku tahu Lani itu tipe gadis yang setia dan Ardi memang anak yang baik, huff. Aku bahagia untukmu Lani, my love.
#16 Agustus 2014
Dear Diary…
Ada pensi di sekolah. Aku ikut menyumbang sebuah lagu dengan bandku. Wah ternyata antusias para siswa begitu besar. Apalagi waktu bandku naik panggung. Mereka semua bersorak gembira menyambut kami. “hey wuzz up everybody? Kami dari band The Mighty Bird akan membawakan sebuah lagu dari Amely judulnya Come Back To Me, enjoy” kata Bobby vokalis band kami. Saat kami mulai memainkan musik, aku melihat ada seorang gadis manis yang sedang berteduh di bawah pohon sono sambil menonton bandku. Setelah bandku selesai membawakan lagu aku langsung bergegas menghampiri gadis itu. Aku mengajaknya berkenalan, Elok namanya. I think I’m in love, again.
#18 Agustus 2014
Dear Diary…
Entah kenapa sepertinya ruang kosong di hatiku terasa penuh lagi. Sepertinya Elok juga suka kepadaku.
#22 Agustus 2014
Dear Diary…
Tadi aku ajak Elok jalan-jalan. Ternyata dia juga suka musik rock. Aku jadi nyambung bicara banyak dengannya.
#29 Agustus 2014
Dear Diary…
Setelah dua minggu aku mengenal Elok, tadi aku mengutarakan perasaanku. Now We’re In Special Relation :D
#4 September 2014
Dear Diary…
Aku mengajak Elok menonton konser. “waooow.. seru sekali” teriak Elok kegirangan. Dulu aku pernah berangan mengajak Lani menonton konser band favoritnya. Aku hanya bisa tersenyum membayangkannya.
#1 Desember 2015
Dear Diary…
Tidak terasa sudah lama juga aku bersama Elok. Hidupku sangat bahagia. Aku bahkan sudah tidak memikirkan Lani, I guess. Aku sangat bahagia bersama Elok. Dia adalah penyemangat di setiap hariku. Terima kasih Elok. I love you.
#25 Juni 2016
Dear Diary…
Aku berencana menyudahi kisah Lani sampai sini saja. Goodbye Lani I will always miss you.
#7 April 2020
Dear Diary…
Aku tidak menyangka jika Ardi adalah teman dekat Elok. Dulu rumah mereka sekomplek lalu Elok pindah. Tetapi mereka masih berteman baik sampai sekarang.
Ini gila!!
Benar-benar gila!!
Bagaimana bisa, disaat aku sudah merelakan semuanya dan aku sudah melupakan Lani, tiba-tiba rasa itu datang kembali. Aku merindukan Lani, God…
Kata Elok Ardi dan Lani akan menikah. Lusa Elok mengajakku untuk menghadiri pernikahan mereka. Hatiku hancur, sangat hancur hingga tak berbentuk lagi rasanya. Seperti nyawaku keluar dari tubuhku, aku lemah.
#21 April 2020
Dear Diary…
Dengan hati yang terluka akhirnya aku menemani Elok ke pernikahan Ardi dan Lani. Sebenarnya dari bangun tidur tadi kepalaku sakit dan sedikit pusing, minggu lalu aku pergi ke dokter. Kata dokter aku mengidap penyakit jantung. Memang akhir-akhir ini dadaku rasanya seperti ditusuk-tusuk dan aku susah bernapas. Aku merasa, ah entahlah. Tadi pagi benar-benar pagi yang buruk. Saat Ardi membuka kotak cincin tiba-tiba aku batuk. Aku tahu jika aku batuk darah, jadi aku segera berlari keluar.
Ternyata Elok mengikutiku dari belakang. “Ery, kamu sakit?” Tanya Elok khawatir. Aku masih saja batuk jadi hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala bahwa aku baik-baik saja lalu aku masuk mobil. Aku memejamkan mata hingga tak terasa air mataku jatuh. Aku cepat-cepat menghapus air mataku karena Elok tiba-tiba masuk mobil. “Ery, ada apa?”. Aku hanya terdiam membisu. Aku juga tidak kuasa menatap wajah Elok seseorang yang sangat mengasihiku selama ini. “Aku sudah tidak kuat lagi, Elok” kataku sambil air mataku menjerembab keluar. “maafkan aku Elok. Kau memang sudah mengisi ruang kosong di hatiku ini dan aku memang sangat mencintaimu, tapi aku bodoh. Aku yang salah. Aku yang bodoh” aku memukul kepalaku sendiri lalu Elok menghentikanku. “maafkan aku” “apa maksudmu, Ery?” tanya Elok sambil mengenggam tanganku. Lalu aku menjelaskan semuanya. “sebenarnya Lani adalah cinta pertamaku, dan aku masih mencintainya. Aku tahu seharusnya aku tidak mengatakan ini.”
Lalu Elok menyentuh pipiku dan menatapku tajam-tajam. Aku tidak melihat penyesalan sedikitpun di matanya. “kamu sakit apa?” Tanya Elok.. “jantung”. “mengapa tidak memberitahuku?”. “jangan khawatir, aku baik-baik saja, terima kasih” aku mencoba tersenyum. “kamu sudah ke dokter” Tanya Elok aku hanya mengangguk. “lalu apa yang akan kamu lakukan?”. “aku tidak tahu”. “mengapa kamu tidak mengungkapkan perasaanmu kepada Lani?”. “waktu itu aku tidak cukup berani untuk mengungkapkan perasaanku kepadanya. Saat aku sudah punya cukup keberanian untuk mengungkapkan perasaanku kepadanya, ternyata Ardi lebih dulu mendahuluiku. Aku merasa sangat buruk waktu itu hingga akhirnya kamu datang dan membuat aku merasakan indahnya hidup ini. Aku juga berpikir suatu saat mereka akan putus lalu aku akan masuk, tetapi kesempatan itu hanya datang sekali. Aku menyesal Elok..” lalu elok memelukku.
“waktuku disini mungkin tidak akan lama lagi”. “jika sungguh kamu mencintainya tunjukkan, tidak ada kata terlambat jika kita mau mencoba. Lakukan apa yang kamu mau, aku mendukungmu”. Kata Elok memberiku semangat. “benarkah?”. “tentu saja, tapi sebelumnya kamu harus memutuskanku. Eh tunggu dulu. Karena kamu yang jahat aku yang akan memutuskanmu. Ery, mulai saat ini kita putus”. “terima kasih” baru kali ini aku tahu seseorang yang memutuskan pacarnya dengan tersenyum dan tertawapadahal aku tahu dia mencintaiku, aku ikut tersenyum lalu kita berpelukan.
#22 April 2020
Dear Diary…
Tadi pagi aku dan Elok ke rumah Ardi. Mereka berdua sedang berkebun. Aku melihat Lani dari jauh dia sedang memetik bunga mawar. Aku sangat takut sekaligus bagahia melihatnya. Ardi melihat kedatangan kami lalu dia menghampiri kami. “Ardi, aku mengucapkan selamat atas pernikahan kalian”. “iya terima kasih” jawab Ardi santai. Setelah itu aku benar-benar binggung harus berkata apa. Lalu aku berpamitan untuk pulang. Belum selangkah aku melangkah Elok menarikku. “katakana Ery. Katakan. Apa yang kamu tunggu? Apa kamu menunggu waktu berputar kembali? Apa kamu menunggu kamu sekarat? Hah? Apa yang kamu tunggu?” Elok begitu marah mengatakannya. “ada apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi?” Tanya Ardi lalu aku menyela, “sudah hentikan Elok” “bukan untuk ini kita kesini. Selesaikan kataku” dengan nada yang masih meninggi.
Sambil mengambil nafas panjang aku mengatakan yang sebenarnya kepada Ardi bahwa Lani adalah cinta pertama sekaligus cinta terakhirku. Aku meminta tolong agar dia memberiku sedikit waktu untuk aku habiskan bersama Lani. Aku mengatakan jika dia akan memiliki Lani untuk selamanya, tetapi aku hanya beberapa detik. Ardi hanya diam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Mungkin dia binggung atau menganggapku gila. Lalu beberapa waktu kemudian dia bicara, “aku tidak tahu harus marah atau iba kepadamu, tapi aku juga manusia yang masih punya perasaan. Lakukan apa yang ingin kamu lakukan” aku sedikit lega mendengarnya,
Lani melihat kami lalu melambaikan tangan kepada kami semua dan mulai berjalan menghampiri kami. “Halo semua apa kabar?” Lani menyapa kami. “baik” Elok membalas sedangkan aku hanya tersenyum. “em, aku harus bersiap untuk ke kantor” kata Ardi lalu meninggalkan kami. Elok mengikuti Ardi entak apa yang mereka bicarakan, aku rasa berterima kasih. Terima kasih juga Elok. Setelah itu Elok berpamitan untuk pulang.
Setelah itu kami hanya terdiam saling pandang satu sama lain. Sementara itu Ardi mengamati kami dari atas. Aku membuka percakapan, “em, maaf, apakah kamu masih mengingatku?” “tentu saja” jawab Lani. “aku tahu ini sudah terlambat, tetapi aku harus mengatakan ini. Lani aku mencintaimu, maaf aku mengatakan ini. Aku tidak butuh kamu membalas cintaku, aku hanya ingin memberitahumu tentang ini. Maaf aku mengatakan ini. I’m m j just, lalu aku memeluknya dan dia membalas pelukanku. Aku hampir menangis karena aku sangat bahagia. Akhirnya Lani ada dalam pelukanku.
“hey, aku tadi sudah ijin Ardi untuk mengajakmu jalan-jalan, mau kah kamu?” pintaku. “benarkah?” “tentu” “oke, tapi aku mau ganti pakaian dulu ya, ayo masuk”. Lalu kami masuk ke rumah. “kamu mau minum apa?” “tidak terima kasih” “tapi ini hanya air putih, diminum ya..” pinta Lani dan aku membalasnya dengan senyuman. Tiba-tiba Ardi datang, “kalian mau jalan-jalan kemana?” tanya Ardi. “belum tahu, yang pasti kita mau sarapan dulu” jawabku. “kalau sarapan di sini saja, pagi-pagi begini kedai-kedai dan resto pasti ramai. Sst.. btw masakan Lani enak lho.. belum pernah makan masakannya Lani kan?” Ardi tersenyum. “oke aku berangkat dulu ya” “aku antar sampai depan” Lani membawakan koper Ardi. “Ardi, apa ada hal yang ingin kamu katakan padaku? Apa ada hal yang tidak aku ketahui?” tanya Lani. “tidak ada” jawab Ardi. “tapi aku sedikit bingung”. “mengapa bingung, itu kan Ery teman SMP kita”. “iya aku tahu, lalu mengapa dia kemari?” “bukankah sudah jelas dia mengucapkan selamat atas pernikahan kita dan bukannya dia ingin mengajakmu jalan-jalan?”. Lani hanya terdiam. “oke, aku harus pergi sekarang bye” mencium kening Lani.
“kamu mau makan apa?” tanya Lani padaku. “apa saja” dalam hati aku berkata, andai aku bisa hidup lebih lama lagi. Andai saja Lani selamanya ada di sampingku. Aku mengamati Lani yang sedang memasak. Dia begitu cantik, dari dulu dia memang gadis yang cantik sekarang dia berubah menjadi wanita yang sangat anggun.
Setelah itu kami sarapan berdua. Benar kata Ardi, masakan Lani sangat enak. Masakan ini adalah masakan terenak yang pernah aku makan selain masakan mamaku. Setelah sarapan aku membantu Lani merapikan dapur dan mencuci piring sambil bercanda. Masih ada rasa bersalah yang aku rasakan karena masa lalu dan masa yang akan datang. Tetapi aku memilih untuk melupakannya dan menikmati apa yang ada.
Seharian kita berjalan-jalan, dari pergi ke taman kota, bersepeda ke kota tua, dan akhirnya ke mall. Sebenarnya aku ingin ke planetarium, tetapi antriannya sangat panjang. Setelah seharian berkeliling kota, akhirnya kami pergi ke kantor Ardi untuk menjemputnya. Kita berpisah di sana. Lalu aku pulang sendiri. Ini adalah pertama kalinya aku naik kereta, dan mungkin juga yang terakhir kali. Udara malam ini dingin sekali dan entah mengapa aku merindukan mama.
#23 April 2020
Dear Diary…
Karena kemarin aku cuti, pekerjaanku hari ini menumpuk. Aku baru pulang jam 7 malam. Akh, tubuhku terasa sangat berat dan dadaku sangat sesak lalu aku merebahkan tubuhku di sofa. Tidak lama kemudian mama menelepon. Ternyata Elok sudah memberitahukan semuanya kepada mama. Mama begitu sedih, aku tahu jika beliau menangis. Mama menyuruhku untuk pulang. “sayang, jika semuanya sudah terasa berat, lepaskan saja. Pulanglah sayang ke pangkuan mama. Mama mohon…” pinta mama. “baiklah ma, lusa Ery akan pulang” kataku menenangkan mama. Sebenarnya aku juga ingin menangis tetapi aku menahannya, karena aku tidak ingin mama sedih.
#25 April 2020
Dear Diary…
Batukku semakin parah saja. Hampir setiap jam aku batuk darah. rasanya seluruh tubuhku mati rasa dan aku tidak sanggup lagi untuk berdiri.
#28 April 2020
Dear Diary…
Aku sudah tidak kuat lagi. Tapi aku ingin bertemu Lani sekali lagi. Pagi-pagi sekali aku pergi ke rumahnya. Sesampainya disana aku melihat Lani dan Ardi sedang berbincang-bincang. Aku tidak ingin menganggu mereka. Melihat Lani saja sudah cukup bagiku. Lani, selamat tingggal. I love more and more each day. Aku tidak punya tujuan. Lalu aku duduk di trotoar pinggir jalan sendirian seperti orang gila.
#29 April 2020
Dear Diary…
Aku sudah berada di rumah mama. Kemarin Elok menemukanku tidak sadarkan diri di ruang tamu segera dia membawaku ke rumah sakit. Tadi pagi aku baru sadar dan aku minta Elok mengantarku ke rumah mama. Mama menyuruh Elok untuk tinggal tetapi dia menolaknya karena besok dia harus kerja.
#11 Mei 2020
Dear Diary…
Dear Diary, maybe this is the last time I write about all of this, about My Love Strory, Lani. Aku sudah tidak kuat. Sudah beberapa hari aku terbaring lemah dan darah yang aku keluarkan semakin banyak. All I want to see is just Lani. God help me, please.. it’s cold here. Setiap hembusan nafas terakhir ini, aku bersyukur telah mengenalmu. Lani, aku mencintaimu.
#aku: I love you too Ery
#12 Mei 2020
Dear Diary…
Pagi itu udara begitu dingin karena mendung. Angin berhembus lirih tetapi dinginnya menusuk tulang. Aku mendapat kabar dari Elok jika Ery telah tiada. Jantungku terasa melemah dan seperti seluruh kekuatanku hilang dari tubuhku lalu air mata ini berlinang tanda kehilangan.
Aku dan Ardi menghadiri pemakaman Ery. Sesampainya di rumah mama Ery aku melihat seorang ibu yang begitu anggun yang tersenyum kepadaku, I just knew that she is Ery’s mom. Aku menghampirinya lalu beliau memelukku dan mengatakan terima kasih. Aku menaruh sebuah mawar putih di atas petinya sebagai tanda cintaku yang suci dan tulus untuknya. Aku tidak kuasa melihat Ery yang tak lagi dapat bergerak, yang matanya sudah tidak dapat membuka lagi.
Setelah upacara pemakaman selesai Elok menghampiriku lalu memberiku sebuah buku bersampul koran. “Lani” Elok memanggilku. “aku tidak menyangka jika Ery mempunyai sebuah buku Diary. Aku tadi diberi tante Arumi, ini ambillah. Maaf aku tadi membacanya sedikit karena aku kira ini untukku tapi aku rasa ini untukmu. Sampai jumpa” Elok pergi.
#Aku melanjutkan Diarynya.
Dear Ery…
Untuk seseorang yang berada jauh di sana,
Terima kasih telah mencintaiku seumur hidupmu
Terima kasih atas kenangan terindah ini
Just so you know, aku juga sangat mencintaimu
Damailah, wahai cinta sejatiku
Dan tetaplah menjadi bintang di langit…
Cerpen Karangan: Agus Purnamasari
Facebook: https://www.facebook.com/loveDBA4ever
sumber :
http://cerpenmu.com/cerpen-cinta-sedih/dear-diary-about-someone-i-loved.html

Tidak ada komentar: